Sabtu, 01 Januari 2011

STAGNASI

A. PendahuluanDunia adalah tempat kita terlahir, tempat kita belajar hidup, tempat kita meningkatkan potensi diri, dan tempat kita menguji kemampuan. Prosesnya tidak semudah menumpahkan air dari gelas kecil atau tidak seringan menjatuhkan kapas putih, tapi butuh perjuangan keras, butuh pengorbanan, butuh cinta, butuh ketulusan, butuh luapan air mata dan butuh keyakinan. Perjalanan hidup tidak seperti jalan lurus dan rata tanpa rintangan, tidak seperti alur sungai tanpa bebatuan besar dan air terjun, terkadang kita terjatuh dalam lubang yang sangat dalam, terkadang kita harus naik ke gunung penghidupan, tapi terkadang juga karena suatu hal kita terhenti di pertengahan. Keadaan ketika kita terhenti itu dinamakan stagnasi

B. Pengertian StagnasiDalam kamus besar Bahasa Indonesia, stagnasi diartikan sebagai keadaan mandek, berhenti, tidak bergerak, atau diam. Kondisi ini seperti halnya kereta yang terhenti di pertengahan, sehingga tidak dapat melanjutkan lagi perjalanan atau lebih ekstrimnya lagi seperti payung parasit yang tidak berkembang saat di udara, sehingga bisa membahayakan si penerjun. Kereta itu seharusnya berjalan terus sampai tujuan, seperti diri kita yang harus terus berusaha untuk mencapai tujuan kita. Parasit itu seharusnya mengembang, sama halnya dengan diri kita yang harus selalu berkembang. Untuk bertahan hidup kita tidak boleh menjadi manusia yang statis, tapi dinamis.

Pada dasarnya stagnasi adalah kemacetan jiwa, saat-saat seperti ini jiwa kita menjadi rentan, ibarat pohon yang akarnya rapuh, ia mudah sekali terombang-ambing badai kehidupan, dan tidak akan tahan menghadapi derasnya hujan serta teriknya panas matahari. Pada kondisi ini juga kita seperti pohon mandul yang tidak berbuah, pohon gundul yang tidak berdaun dan tidak memberikan manfaat untuk sekitar, tapi justru akan banyak tanaman parasit yang menumpangi, merusak, dan menghancurkan kita dari dalam.

Ada manusia yang mengalami kondisi ini hanya sesaat, tapi ada juga yang berlarut-larut, rawannya ialah saat kita mengira bahwa keadaan itu hanya sementara, dan menganggap bahwa nantinya akan ada perubahan dengan sendirinya. Tapi mereka tidak mengira bahwasanya diam itu tidak akan menyelesaikan masalah. diam berarti tidak bergerak, bila tidak bergerak tidak ada yang akan dihasilkan. Ketika kita memutuskan untuk hidup, kita harus menjadi hidup, dan untuk bertahan hidup kita harus bergerak, pilihannya hanya dua, bergerak ke depan atau ke belakang, dengan bergerak kita membuktikan bahwa kita masih hidup, tidak seperti orang yang terlihat mati karena hanya berdiam diri

Dalam konteks ini saya mengartikan stagnasi sebagai tindakan yang bergerak tetapi diam, maksudnya seperti ini, mungkin kita bergerak dan melakukan sesuatu, tapi tidak ada nilainya, apa yang kita jalani seperti hampa, sehingga tidak berarti apa-apa. Dari sisi lain saya juga mengartikan stagnasi sebagai kemunduran, apa yang kita lakukan hanya membawa kita kepada keterbelakangan yang cenderung menjatuhkan kita. Jadi stagnasi adalah kondisi dimana kita tidak mengalami kemajuan.

C. Dampak StagnasiDampak buruk akan terjadi jika kita membiarkan kondisi tersebut. Tubuh dewasa namun jiwa masih kanak-kanak, menjadi pecundang seumur hidup, kebodohan, apatis dan individualis. Bahkan pada tahap yang ekstrim, kita bisa menjadi sociopath atau kriminal. Sama sekali tidak peduli dengan hak dan kepentingan orang lain.

Kita harus bangkit, dan melakukan perubahan dari keadaan itu, kita harus menjadi agent of change, agen perubahan terhadap diri kita sendiri sehingga berimbas kepada sekitar kita. Kita harus melewati pergumulan wisata jiwa ini, kita harus sadar bahwa statis sama seperti mundur ke belakang, sehingga hanya satu jalan untuk keluar dari kondisi ini yaitu ”bergerak maju ke depan” dan melakukan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys