Waktu | Peristiwa | |
November 1946 | - | Uang kertas Rupiah dicetak untuk pertama kalinya |
Juni 1947 | - | Belanda memprotes penghentian penjualan beras ke area yang di bawah kontrol Belanda |
Juli 1947 | - | Australia memboikot kegiatan ekonomi Belanda sebagai protes terhadap Agresi Militer I |
November 1949 | 2 | Pemerintahan RIS sebagai hasil dari Konferendi Meja Bundar menanggung hutang miliaran dolar pada Hindia Belanda |
Maret 1950 | 13 | Rupiah mengalami devaluasi 1,5 kali nilai aslinya |
April 1950 | 18 | Demokrasi Parlementer menghasilkan kebijakan Politik Benteng, yang mendukung pengusaha pribumi |
Januari 1951 | - | Prawiranegara ditunjuk sebagai Gubernur Bank Indonesia yang pertama |
April 1951 | - | Kabinet Natsir jatuh karena kebijakan ekonomi yang meninggikan untuk menutup hutang |
April 1952 | 28 | PM Wilopo memotong rencana pengeluaran tahunan negara |
September 1953 | 20 | Industri Timah Putih di Bangka dinasionalisasikan |
Mei 1956 | 8 | PT Bank Kopra Indonesia (belakangan menjadi Bank Danamon) didirikan |
Juni 1956 | - | Pemerintah memberantas penyelundupan di Minahasa |
Agustus 1956 | 4 | Pemerintah merepudiasi (menolak membayar) 85% hutang pada Belanda |
Februari 1957 | 20 | PT Astra International (belakangan menjadi Astra Group) didirikan |
21 | Bank Central Asia (BCA) didirikan | |
Maret 1957 | 14 | Nasution memerintahkan penangkapan sejumlah politisi yang terlibat kasus korupsi |
Oktober 1957 | - | Pemerintah menggalakan dan mengkoordinasi boikot Anti-Belanda |
Desember 1957 | 1 | Pres. Soekarno mengumumkan bahwa kepemilikan 246 bisnis Belanda akan dinasionalisasikan |
3 | Kapal-kapal Belanda pergi menuju perairan internasional untuk menghindari nasionalisasi | |
10 | Permina (belakangan Pertamina) didirikan | |
13 | Jend. Nasution mengerahkan tentara untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan Belanda yang berhasil diambil | |
Agustus 1958 | - | Tentara mengambil alih bisnis yang dikelola penduduk berkewarganegaraan Cina |
September 1958 | - | Ibnu Sutowo bekerjasama dengan pelaku bisnis Amerika dan Jepang untuk mengembangkan Permina sebagai Badan Usaha Milik Negara |
Mei 1959 | 14 | Keluar Dekrit yang melarang orang berkewarganegaraan asing melakukan usaha (bisnis) selama 6 bulan |
Agustus 1959 | 28 | Rupiah didevaluasi, Rp 1.000 menjadi Rp 100, dan uang kertas di atas Rp 25.000 tidak dianggap lagi sebagai alat tukar |
Januari 1961 | - | Uni Soviet memberikan bantuan senjata senilai 400 juta dolar amerika |
- | Indonesia mulai kesulitan karena besarnya hutang luar negeri | |
April 1962 | - | Indonesia bergabung dengan OPEC |
November 1962 | - | IMF (International Monetary Fund) memberikan persyaratan untuk bantuan ekonomi bagi Indonesia |
Mei 1963 | 26 | Budget dipotong, harga naik, dan Rupiah kembali didevauasi untuk menerima bantuan dari IMF |
Juni 1963 | - | Perusahaan-perusahaan minyak asing dibuat berstatus sebagai kontraktor, dan pengendalian total atas minyak dikuasai Permina |
Juli 1963 | 10 | Investasi beras dengan keuntungan tinggi dibudidayakan di Karawang, sebagai bagian dari program "Revolusi Hijau" di agrikultur |
Agustus 1963 | - | Pres. Soekarno meminta publik bersabar atas kekurangan beras |
September 1963 | 17 | Properti Inggris di Indonesia sebesar 400 juta dolar amerika dinasionalisasikan, sebagai protes karena Inggris mendukung Malaysia terkait sengketa tanah |
Desember 1963 | - | Pres. Johnson dari AS menarik bantuan keuangan, namun bantuan tertutup untuk militer pro-AS berlanjut |
19 | Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) didirikan | |
Januari 1964 | 25 | PKI menyita properti milik Inggris |
Juni 1964 | 18 | TVRI, stasiun televisi milik negara mula menyiarkan |
November 1964 | - | Aset-aset Bank of China diberikan pada pemerintah Indonesia |
April 1965 | 24 | Pres. Soekarno memerintahkan nasionalisasi seluruh badan usaha milik asing |
Agustus 1965 | 9 | Pres. Soekarno memutuskan hubungan dengan IMF, Bank Dunia, dan Interpol |
September 1965 | 16-19 | Inflasi terjadi, harga-harga bisa meroket 50% dalam seminggu |
Oktober 1965 | 27 | Inflasi menjadi liar, situasi tidak pasti |
Desember 1965 | 13 | Penyesuaian nilai uang karena inflasi, Rp 1.000 menjadi Rp 1 |
31 | Shell menandatangani penjualan kepemilikannya di Indonesia pada pemerintah | |
April 1966 | 12 | Sultan Hamengkubuwono IX menyatakan kondisi ekonomi Indonesia menyedihkan |
Mei 1966 | - | Jepang memberikan bantuan darurat pada Indonesia |
Juli 1966 | - | Indonesia kembali merencanakan pembayaran hutang dengan kembali melibatkan IMF |
September 1966 | 19 | Konferensi di Tokyo mengenai hutang luar negeri Indonesia menghasilkan moratorium (penundaan) 18 bulan untuk Indonesia |
Oktober 1966 | 3 | Soeharto mengumumkan reformasi ekonomi yang luas dan liberal |
Desember 1966 | - | Bulog (Badan Urusan Logistik) didirikan untuk mengatur kebijakan beras pemerintah |
Februari 1967 | - | Properti milik AS dan Inggris dikembalikan |
April 1967 | - | Freeport-McMoran menandatangani kontrak pertama dengan pemerintah Indonesia untuk menambang tembaga di Irian Jaya |
Oktober 1967 | - | Sejumlah kegagalan bank terkait simpanan Bulog memunculkan dugaan korupsi |
Agustus 1968 | - | Perusahaan minyak yang dikontrol militer bergabung menjadi Pertamina |
September 1968 | - | Pinjaman Bank Dunia untuk Indonesia yang pertama |
Desember 1968 | - | Bulog kembali kehilangan sejumlah besar dana karena kegagalan bank yang terjadi kembali, mengakibatkan ketidakmampuan membeli beras |
Januari 1970 | 22 | Demonstrasi dilarang karena banyaknya aksi menentang korupsi |
31 | Pres. Soeharto membentuk komisi penyelidikan korupsi di pemerintah | |
Juli 1970 | - | Hasil penyelidikan bahwa korupsi tersebar luas di seluruh pemerintahan bocor ke media |
Juli 1971 | 3 | Gas alam cair mulai diekspor dari Aceh dan Kalimantan Tidur |
Bulog mengendalikan harga & distribusi gula | ||
Maret 1972 | - | IMF setuju dengan pemerintah Indonesia untuk membatasi peminjaman |
Oktober 1972 | - | Pres. Soeharto mengeluarkan dekrit bahwa semua peminjaman harus melalui persetujuan Bank Indonesia dan Menteri Keuangan |
Maret 1973 | - | AS dan Jepang mengurangi bantuan beras untuk Indonesia, harga beras tetap tinggi |
Februari 1975 | 18 | Pertamina mendapat pinjaman jangka pendek 40 juta dolar AS dari gabungan bank AS |
Maret 1975 | 10 | Pertamina mendapat pinjaman dari Kanada sebesar 60 juta dolar AS |
April 1975 | - | BI menghentikan publikasi statistik finansial |
Maret 1976 | - | Indonesia menerima kredit 2 miliar dolar AS dari pemerintah AS, Jepang, dan Eropa untuk krisis Pertamina |
Oktober 1979 | - | Harga minyak melonjak karena Revolusi di Iran |
April 1980 | - | Pres. Soeharto membantah tuduhan korupsi dan amoral |
Maret 1981 | - | Bank Dunia mengkritik program perminyakan yang menelan biaya besar namun menciptakan sedikit lapangan pekerjaan |
Mei 1983 | - | Devaluasi Rupiah karena jatuhnya harga minyak |
April 1985 | 1 | VAT (Value Added Tax) diperkenalkan |
Mei 1985 | 1 | Urusan Cukai diserahkan pada firma milik Swiss untuk menghindari korupsi |
September 1986 | - | Rupiah didevaluasi kembali, harga minyak menyentuh dasar, ekspor mulai tumbuh |
Januari 1988 | 5 | Anggaran negara menunjukkan 36% pemasukan akan digunakan untuk pembayaran hutang |
Juli 1989 | 4 | Kuota ekspor kopi dihilangkan sehingga ekspor Indonesia meningkat, namun harganya jatuh karena oversupply |
Juni 1992 | - | Bank Summa bangkrut |
Februari 1996 | - | Cucu Soeharto Ari Sigit Suharto mendaat izin untuk mengenakan pajak pada tiap botol bir. Pajak akhirnya dicabut karena pemilik restoran dan bar akhirnya menolak membeli bir |
Mei 1996 | - | Pengusaha Eddy Tansil yang dipenjara karena korupsi kabur dari penjara secara misterius |
Juli 1997 | - | Krisis finansial di Thailand mempengaruhi nilai Rupiah |
Oktober 1997 | - | Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS jatuh, Rp 4.000 untuk US$ 1 |
Pemerintah Indonesia meminta bantuan terhadap IMF | ||
November 1997 | - | IMF menyetujui pinjaman untuk memperbaiki kondisi ekonomi |
Desember 1997 | - | Nilai tukar Rupiah jatuh bebas |
Januari 1998 | - | Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp 17.000 untuk US$ 1 |
24 | Harga makanan melambung, mengakibatkan kerusuhan di Jawa Timur | |
Februari 1998 | - | Terjadi kerusuhan di mana-mana |
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp 8.000 untuk US$ 1 | ||
April 1999 | 12 | Tommy Soeharto disidang atas dugaan korupsi |
Juni 1999 | 18 | KPU dituduh menyalahgunakan dana |
November 1999 | 14 | IMF mengumumkan akan membuka kembali bantuan finansial pada Indonesia |
Januari 2000 | 4 | Audit Bank Indonesia menyatakan Rp 7 Triliun disalahgunakan saat awal Krisis Moneter 1997-1998 |
April 2000 | 5 | IMF menyetujui 42 proposal restrukturisasi ekonomi yang diajukan |
Mei 2000 | 17 | Indonesia menandatangani Letter of Intent untuk menerima bantuan dana IMF |
Juli 2000 | 24 | MPR mengajukan penyelidikan kasus Buloggate-Bruneigate (hilangnya Rp 35 Miliar Bulog dan tidak jelasnya bantuan dana 2 juta dolar AS dari Brunei) |
September 2000 | 14 | IMF memberikan pinjaman kepada Indonesia sebesar 399 juta dolar AS |
Oktober 2000 | 17 | Dibentuk komite penyelidikan kasus Buloggate |
23 Februari 2001 | 23 | Bank Dunia mengancam menghentian pinjaman kecuali Indonesia menunjukkan perkembangan |
April 2001 | 11 | Tim dari IMF tiba di Indonesia untuk membantu pembuatan anggaran tahunan |
April 2001 | 13 | Bank Dunia menolak meminjamkan 300 juta dolar AS pada Indonesia karena reformasi yang dikehendaki Bank Dunia belum juga dilaksanakan |
April 2001 | 20 | "Paris Club", kumpulan peminjam pada Indonesia mengancam akan menuntut Indonesia karena hutang jika LI tidak dilakukan |
Januari 2002 | 2 | Harga listrik, produk minyak, dan jasa telefon naik |
Maret 2002 | 13 | Gubernur BI Syahril Sabirin ditangkap atas tuduhan korupsi kasus Bank Bali |
Januari 2003 | 1 | Harga bensin, listrik, dan telefon dinaikkan kembali |
Januari 2003 | 21 | CGI meminjamkan 2,8 juta dolar AS setelah konferensi di Bali |
2004-2005 | - | Ekonomi Indonesia mulai stabil, PDB melebihi 5% 2009 - Krisis finansial yang berasal dari AS menyebar ke seluruh dunia, Indonesia terkena imbasnya dan pertumbuhan ekonomi menurun |
2009 | - | Kasus Bank Century menghebohkan masyarakat, sebesar Rp 2,18 triliun dikorupsi |
2010 | - | Pemulihan kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik |
0 komentar:
Posting Komentar